David Beckham
Sekali
lagi dinobatkan oleh majalah AS, Forbes sebagai pesepakbola dengan
penghasilan tertinggi. Sisanya diisi para pemain Premier League dan La
Liga.
Mantan kapten Inggris 35
tahun ini berpenghasilan sekitar 30 juta euro atau Rp 357,6 miliar per
tahun. Ini didapatkan dari gaji di klub MLS, Los Angeles Galaxy dan
kontrak sponsor Adidas.
Sayangnya,
peluang Becks menambah penghasilan terganggu dengan kemungkinan besar
ia absen di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan akibat cedera tendon
Achilles.
Megastar Real Madrid,
Cristiano Ronaldo menyusul dalam daftar Forbes. CR9 mempunyai
penghasilan 22 juta euro setahun. Nyaris setengah dari penghasilan
Ronaldo berasal dari kontrak dengan sponsor Nike.
Winger
Portugal ini dikontrak Los Merengues, musim panas lalu, dari
Manchester United selama enam tahun senilai 11 juta euro tahun ini.
Kontrak Ronaldo naik 25 persen di tahun kedua dan seterusnya.
Rekan
setim Ronaldo, Ricardo Kaka melengkapi daftar tiga besar dengan
penghasilan 17,5 juta euro per tahun. Dan kompatriot Brasil Kaka,
Ronaldinho berada di posisi 4 dengan jumlah penghasilan sama.
Kapten
Prancis dan penyerang Barcelona, Thierry Henry berada di posisi 5
dengan penghasilan 16 juta euro setahun. Penghasilan Henry bisa
berlipat jika rumor kepindahannya ke MLS menyusul Beckham di akhir
musim ini benar adanya. Henry selama ini dihubungkan dengan New York
Red Bulls.
Pemain Terbaik FIFA
dan peraih Ballon d’Or (Terbaik Eropa) 2009, Lionel Messi berada di
posisi 6 dengan penghasilan 14 juta euro.
2. Christioano Ronaldo
Cristiano
Ronaldo dos Santos Aveiro (lahir di Funchal, Madeira, Portugal, 5
Februari 1985; umur 25 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal
Portugal. Ia dikenal sebagai pemain sayap dari Manchester United dari
2003-2009 sebelum pindah ke Real Madrid pada 1 Juli 2009 dengan
memecahkan rekor transfer sebesar 80 juta poundsterling menjadikannya
sebagai pemain termahal dalam sejarah sepak bola. Ia biasa bermain
sebagai sayap kiri atau kanan serta penyerang tengah. Ia mulai
dipanggil ke Timnas Portugal sejak tahun 2003.
Ronaldo
Lahir di Madeira, Portugal, anak dari Maria Dolores dos Santos Aveiro
dan José Dinis Aveiro. Dia memiliki kakak laki-laki bernama Hugo, dan
dua kakak perempuan, Elma dan Liliana Cátia. Liliana Bekerja sebagai
penyanyi dengan nama panggung “Ronalda” di Portugal.[rujukan?] Nama
kedua yang diberikan kepada Cristiano (“Ronaldo”) relatif langka di
Portugal.[rujukan?]
Ronaldo
adalah pemain sepak bola yang dapat bermain dengan kedua
kakinya[rujukan?], yang membuat dia dapat bermain di mana saja: kanan,
kiri atau melalui tengah.
Ronaldo memiliki kemampuan teknik yang hebat.[rujukan?] Di samping
gerakan multi step-over, dia juga mengembangkan banyak kemampuan
lainnya, membuat dia sangat lincah dan sebagai pemain sayap yang tidak
dapat diprediksikan gerakannya. Disamping kemampuan mengolah bolanya
yang luar biasa, dia juga piawai dalam mengeksekusi bola-bola mati,
itulah yang membuatnya menjadi salah satu pemain yang paling berbahaya
bagi lawannya, dia dapat mencetak gol dengan cara apapun.
KARIR
* Sporting Lisbon (1999-2003)
* Manchester United (2003– 2009)
* Real Madrid (2009- 2010)
* Mendapat Penghargaan Pemain Terbaik Eropa Tahun 2008
* Mendapat Penghargaan Pemain Terbaik Dunia versi FIFPRO
* Mendapat Penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA 2008
3. Ricardo Kaka
Ricardo
Izecson dos Santos Leite (lahir di Brasília, 22 April 1982; umur 27
tahun), lebih dikenal dengan nama Kaká, adalah seorang pemain sepak
bola asal Brasil yang kini membela klub Real Madrid (bergabung tahun
2009; sebelumnya pada 2003-2009 di A.C. Milan). Kaká umumnya bermain
di posisi gelandang serang ataupun penyerang. Ia dikenal mempunyai
dribble yang sangat baik serta umpan-umpan yang akurat. Tinggi
badannya ialah 186 cm.
Kaká menikah dengan Caroline Celico pada 23 Desember 2005 di sebuah gereja di São Paulo, Brasil.
Masa kecil
Kaká
dilahirkan di Brasília, Brazil pada tanggal 22 April 1982, ia
merupakan anak dari pasangan Simone Cristina dos Santos Leite dan Bosco
Izecson Pereira Leite. Kaká mempunyai adik laki-laki, Rodrigo, yang
dikenal sebagai Digão, yang mengikuti langkahnya bermain bola di
Italia.
Nama panggilannya Kaká,
diambil dari bahasa aslinya, Bahasa Portugis, yang diucapkan seperti
ejaannya, dengan penekanan pada suku kata kedua yang ditandai dengan
aksen. Itu biasa dipakai untuk menyingkat nama “Ricardo” di Brasil,
bagaimanapun juga, Kaká mendapatkan nama panggilannya dari adiknya,
Rodrigo, yang tidak bisa mengucapkan kata “Ricardo” ketika mereka
masih kecil. Rodrigo memanggil kakaknya “Caca” yang kemudian berganti
menjadi Kaká. Di Eropa ia dikenal dengan pamnggilan RickyKaka.
Pada
bulan September 2000, di usia 18 tahun, Kaká mengalami ancaman pada
karirnya dan kemungkinan patah tulang belakang yang menyebabkan lumpuh
sebagai akibat dari sebuah kecelakaan kolam renang. Hal yang terburuk
tidak terjadi dan Kaká pulih sepenuhnya dari insiden itu. Dia
bersyukur kepada Tuhan atas kesembuhannya dan sejak saat itu ia
menyumbangkan penghasilannya untuk gerejanya. untuk itulah setiap kali
ia mencetak gol tangannya selalu di arakan keatas ,bertanda rasa
terimah kasih kepada Tuhan.
Karir klub
Kaká
menandatangani kontrak dengan São Paulo pada usia 15 tahun dan
memimpin tim juniornya pada kemenangan ‘Copa de Juvenil’. Ia memulai
debutnya di São Paulo FC tahun 2001 ketika di berusia 18 tahun. Pada
musim pertama, ia mengoleksi 12 gol dalam 27 pertandingan dan 10 gol
dalam 22 pertandingan di musim berikut. Pada usia 17 tahun, ketika ia
masih dalam tim junior, Sao Paulo berniat menjual Kaká ke tim dari Liga
divisi 1 Turki, Gaziantepspor. Transaksi tidak terjadi, karena
manajer Gaziantepspor, Nurullah Sağlam, dan dewan pengurus tim itu
menolak untuk membayar $1.5m untuk pemuda 17 tahun itu. Setelah
bergabung dengan tim senior São Paulo FC, penampilan Kaká menarik
perhatian klub-klub Eropa.
Dia
bergabung dengan AC Milan dengan bayaran US $8.5 m, jumlah yang
dianggap sedikit oleh pemilik klub Silvio Berlusconi. Dalam sebulan, ia
telah masuk ke dalam tim utama dan sejak saat itu pula ia menjadi
starter. Debutnya di Serie A adalah ketika Milan bertandang melawan A.C.
Ancona, menang 2-0. Dia menghasilkan 10 gol dalam 30 pertandingan
pada musim itu, memenangkan Serie A dan Piala Super Italia.
Kaká
adalah bagian inti dari lima orang pemain tengah pada musim
2004-2005, biasa bermain dalam posisi penyerang bayangan di belakang
striker Andriy Shevchenko. Dia mengoleksi 7 gol dalam 36 pertandingan
liga dan juga memenangkan Piala Super Italia bersama dengan klubnya.
Milan meraih posisi kedua setelah Juventus di Serie A dan dalam partai
final dengan Liverpool pada adu penalti di Piala/Liga Champions.
Salah
satu gol Kaká yang sangat menakjubkan adalah ketika melawan
Fenerbahçe SK di pertandingan pertama AC Milan dalam Piala/Liga
Champions 2005-06, Rossoneri menang 3-1. Gol itu membuatnya disamakan
dengan Diego Maradona, karena Kaká memulai larinya dari tengah lapangan
dan melewati tiga ganjalan sebelum memasuki daerah penalti dan
menyelesaikannya dengan shot rendah di bawah kiper Fenerbahçe, Volkan
Demirel.
Pada 9 April 2006, ia
membuat tiga gol pertamanya dalam pertandingan melawan Chievo Verona.
Ketiga golnya dihasilkan pada babak pertama. Pada 2006, Real Madrid
menunjukkan ketertarikannya menggaet bintang 25 tahun ini, tetapi
Milan dan Kaká menolak untuk menjual. Kaká telah menandatangani
perpanjangan kontrak dengan Milan hingga 2011.
Pada
1 November 2006, AC Milan lolos babak penyisihan Piala/Liga Champions
setelah Kaká membuat tiga gol yang membantu timnya menang 4-1 melawan
R.S.C. Anderlecht. Ini adalah tiga gol keduanya di Milan dan tiga gol
pertamanya di kompetisi Eropa.
Kemudian
pada tanggal 8 Juni 2009, Kaká bergabung dengan Real Madrid dengan
kontrak 6 tahun, dengan nilai transfer yang diperkirakan sekitar 65
Juta Poundsterling.
Tim nasional
Kaká
melakukan debut internasionalnya pada bulan Januari 2002 dalam
pertandingan melawan Bolivia. Dia adalah bagian dari tim nasional yang
menang pada Piala Dunia 2002, tetapi aksinya tidak terlalu terlihat
karena hanya bermain 19 menit di babak pertama pertandingan Kosta Rika.
Pada tahun 2003, dia menjadi kapten tim dalam turnamen Piala Emas di
Amerika Serikat dan Meksiko, memimpin Brasil ke posisi kedua dan
membuat gol yang menentukan dalam pertandingan melawan Kolombia.
Setelah itu, dia beraksi di Piala Konfederasi 2005, dengan Kaká
menciptakan gol dan menang dalam pertandingan final melawan Argentina
(dalam perayaan setelah pertandingan, dia dan rekan-rekan setimnya
memakai T-shirt dengan tulisan “Jesus Loves You–Yesus mencintaimu”
dalam berbagai bahasa.) Dia berhasil mendapat tempat ke-10 dalam voting
penghargaan untuk FIFA World Player of the Year 2004. Pada kompetisi
tahun 2005, ia naik dua peringkat lebih tinggi. Terakhir, ia membantu
Brasil dalam masuk kualifikasi pada Piala Dunia 2006. Kaká semakin
matang sebagai pemain dan dianggap sebagai salah satu pesepak bola
terbaik dari Brasil. Dia mencatatkan gol pertama Brazil di Piala Dunia
2006 pada pertandingan melawan Kroasia tanggal 13 Juni 2006. Pada 3
September 2006 dia menyumbangkan salah satu gol briliannya untuk tim
Brazil setelah melakukan umpan yang membuahkan gol kepada pemain yang
baru masuk, Elano Blumer. Kaká mendapat bola dari pantulan sepak pojok
Argentina, dan mengambil bola dari ¾ lapangan lalu mencetak gol. Pada
15 November 2006, Kaká dipilih sebagai kapten Brazil dalam
pertandingan persahabatan melawan Swiss karena absennya kapten Brasil
sebelumnya, Lucio yang disebabkan oleh cedera.
Piala Dunia 2006
Pada
pertandingan pertama Brasil di grup F, Kaká mencetak gol di menit
ke-99 saat melawan Kroasia. Tendangan kaki kiri dari jarak 25 meter
membuat Brazil meraih kemenangan 1-0. Media menganggap Kaká sebagai
satu-satunya anggota dari “magic quartet” – Adriano, Kaká, Ronaldo,
Robinho and Ronaldinho yang dihasilkan dalam pertandingan itu. Dan
juga ketika melawan Ghana dia mencatatkan dirinya dalam sejarah dengan
mengumpan kepada Ronaldo, yang akhirnya menghasilkan gol, sehingga
Ronaldo memecahkan rekor Gerd Müller, gol terbanyak di Piala Dunia.
Kaká ternyata tidak dapat meneruskan kinerjanya ke pertandingan
selanjutnya dan Brasil dikalahkan oleh Perancis di perempat final.
Kehidupan pribadi dan agama
Kaká
menikahi Caroline Celico di Gereja pada 23 Desember 2005, dua tahun
setelah kepindahan Kaká dari Sao Paulo ke Milan. Caroline dilahirkan
pada 26 Juli 1987, anak dari Rosangela Lyra, direktur Dior di Brazil
dan Celso Celico, seorang pengusaha. Dia dan Kaká bertemu pada tahun
2001 ketika ia masih seorang menjadi seorang siswi dan Kaká masih
bermain untuk São Paulo Football Club. Pernikahannya dihadiri 600
orang, termasuk rekan-rekan pesepak bola: Cafu, Ronaldo, Adriano,
Dida, Júlio Baptista dan juga pelatih nasional Brasil, Carlos Alberto
Parreira. Caroline berencana mendapatkan gelar sarjana bisnis dari
universitas di Milan.
Kaká adalah
seorang penganut Kristen yang taat. Dia dikenal suka memakai
Christian gear dari dulu: dia pernah memakai T-shirt dengan tulisan I
Belong to Jesus dalam beberapa pertandingan, seperti saat perayaan
kemenangan Brasil di Piala Dunia 2002, dan perayaan Scudetto Milan
pada Mei 2004. Dia menggunakan sepatu yang ditambah dengan tulisan
pada lidah sepatunya. Tiap kali ia mencetak gol dia menunjuk dengan
jari-jarinya ke langit sebagai tanda terim kasihnya kepada Tuhan dan
mungkin ini yang pertama bagi seorang pesepak bola yang di levelnya:
Dia bangga bahwa dia masih virgin ketika dia menikah.
Tidak
seperti kebanyakan pemain bola lainnya, minuman yang disukai Kakà
hanyalah air putih dimana kebanyakan pesepak bola lainnya lebih suka
menenggak minuman-minuman keras sambil berpesta di bar. Walau sempat
diremehkan rekan-rekannya, ia tetap konsisten pada pendiriannya
sehingga akhirnya ia justru dihormati teman-temannya, keukaanya
mendengar musik gospel juga aneh di kalangan pemain yang lain ia sangat
mengidolakan penyanyi gospel Brasil, Aline Baros. Kakà suka dengan
kepribadiannya yang saleh. Semua rekan-rekannyanya sama sekali tidak
mengetahui Aline Baros karena mereka mungkin lebih memilih musik
bertipe rock, dan lain-lain. Hal ini pulalah yang dulu membuat hubungan
Kakà dan Andriy Shevchenko sangat dekat, Shevchenko juga seorang
pribadi religius sehingga Kakà merasa begitu dekat dengannya, namun
hubungan itu harus terputus setelah Shevchenko pindah ke Chelsea musim
2006, tetapi Kakà terkadang masih menyempatkan diri menghubungi
Shevchenko. Kakà sangat menyukai warna putih yang melambangkan kesucian
serta ketulusan. Kakà sangat suka berdoa, bahkan ia sering mengajak
rekan-rekannya turut berdoa. Kakà termasuk seorang penggila mobil
Ferrari, ia suka dengan modelnya yang sporty dan elegan. Kakà juga
mengidolakan aktor Tom Hanks.
4. Ronaldinho
Ronaldinho
(nama asli: Ronaldo Assis de Moreira; lahir di Porto Alegre, 21 Maret
1980; umur 30 tahun) adalah seorang pemain sepak bola berkebangsaan
Brasil yang sejak Juli 2008 membela tim AC Milan. Tinggi badannya
sekitar 180 cm. Ia mendapatkan gelar pemain terbaik dunia versi
Fédération Internationale de Football Association pada tahun 2004 dan
2005.
Ia merupakan pemain dengan penghasilan tertinggi melampaui David Beckham dari LA Galaxy.
5. Thierry Henry
Thierry
Daniel Henry, lahir 17 Agustus 1977; umur 32 tahun) adalah pemain
sepak bola yang berasal dari Prancis. Henry dikenal karena
kecepatannya dan kemampuannya mencetak gol, dan berposisi sebagai
penyerang tim nasional Perancis and FC Barcelona.
Henry
lahir dan tumbuh di Paris dan sejak muda memperlihatkan kemampuan
yang sangat potensial. Dia ditemukan oleh AS Monaco pada tahun 1990
dan kemudian langsung bergabung, melakukan debut profesionalnya pada
tahun 1994. Pada tahun 1998 Henry dipanggil untuk bergabung dengan tim
nasional Prancis, kemudian dia pindah ke klub Italia Juventus. Pada
tahun 1999 Henry bergabung dengan klub Britania Raya Arsenal dengan
harga 10,5 juta Pound sterling.
Di
Arsenal Henry menjadi terkenal sebagai pemain kelas dunia. Walaupun
Arsenal awalnya mengalami kesulitan di Liga Inggris, Henry tetap bisa
muncul sebagai pencetak gol terbanyak hampir setiap musim. Dibawah
mentor dan pelatihnya, Arsène Wenger, Henry menjadi penyerang yang
sangat terkenal dan pencetak gol terbanyak di Arsenal, dengan 226 gol.
Bersama The Gunners, Henry dua kali memenangkan Liga Inggris dan tiga
Piala FA, dua kali dinominasikan sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA,
dua kali menjadi PFA Players’ Player of the Year dan tiga kali menjadi
Football Writers’ Association Footballer of the Year. Henry
menghabiskan dua musim terakhirnya dengan Arsenal sebagai kapten, dan
berhasil memimpin klubnya ke final UEFA Champions League. Pada Juni
2007, setelah delapan tahun di Arsenal, Henry pindah ke FC Barcelona
dengan biaya transfer sebesan £16,1 juta.
Henry
juga mendapatkan sukses yang serupa di tim nasional Prancis, dengan
memenangkan Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Pada Oktober 2007, Henry
melewati rekor Michel Platini dengan menjadi pencetak gol terbanyak
Prancis. Di luar lapangan, dilatarbelakangi pengalaman pribadinya,
Henry aktif menjadi juru bicara anti rasisme di sepak bola.
Kesuksesannya membuat Henry menjadi salah satu pemain sepakbola yang
paling menjual; Henry sering tampil dalam iklan untuk Nike, Reebok,
Renault, dan Gillette.
Masa muda
Henry
adalah keturunan Antillen; ayahnya, Antoine, berasal dari Guadeloupe
(pulau La Désirade), dan ibunya, Maryse, dari Martinique. Henry lahir
dan tumbuh di lingkungan yang keras, di distrik Les Ulis Paris, yang
ternyata memiliki fasilitas sepak bola yang bagus. Sejak umur enam
tahun Henry sudah menunjukan potensi yang sangat baik, membuatnya
dijadikan anggota klub lokal CO Les Ulis oleh Claude Chezelle. Ayahnya
lah yang mendorong Henry untuk mengikuti latihan, walaupun Henry
kecil tidak begitu tertarik dengan sepak bola. Lima tahun kemudian,
Henry bermain dalam pertandingan pertamanya untuk klub tersebut. Henry
kemudian bergabung dengan US Palaiseau pada tahun 1989, namun setelah
satu tahun, ayahnya bersengketa dengan klub ini, membuatnya pundah
keke klub Viry-Châtillon.Pelatihnya di US Palaiseau, Jean-Marie Panza,
mengikuti Henry ke klub barunya, dan dikemudian hari menjadi
mentornya.
Karir klub
AS Monaco (1992–1998) dan Juventus (1999)
Pada
tahun 1990, AS Monaco mengirim pencari bakat Arnold Catalano untuk
menonton Henry bertanding. Henry mencetak enam gol dan timnya menang
6–0. Catalano langsung mengajak Henry bergabung dengan Monaco tanpa
melalui masa uji coba. Catalano mengusahakan agar Henry mengikuti
kursus di akademi elit Clairefontaine, dan walaupun pimpinan akademi
enggan menerima Henry karena prestasi sekolahnya yang buruk, Henry
diperbolehkan menyelesaikan kursus tersebut, dan kemudian bergabung
dengan AS Monaco Arsène Wenger sebagai pemain muda.[4] Pada akhirnya,
Henry menandatangani kontrak profesional dengan AS Monaco dan melakukan
debutnya pada tahun 1994. Wenger menaruh Henry di sayap kiri karena
dia berpendapat bahwa kecepatan, kontrol bola dan skill Henry akan
lebih efektif menghadapi bek sayap daripada bek tengah. Pada musim
pertamanya dengan Monaco, Henry mencetak tiga gol dalam 18 kali
bermain.
Wenger melanjutkan
usahanya mencari posisi paling tepat untuk Henry, dan mempertimbangkan
bahwa Henry seharusnya bermain sebagai penyerang, namun Wenger masih
ragu.Di bawah arahan manajernya, Henry berhasil mendapatkan
penghargaan Pemain Prancis Muda Terbaik tahun 1996, dan di musim
1996–97, performa konsistennya membantu klub menjuarai Ligue 1.Pada
musim 1997–98, Henry berperan besar dalam membawa klubnya ke semi
final UEFA Champions League, dan sekaligus membuat rekor baru untuk
pemain Prancis dengan mencetak tujuh gol pada kejuaraan tersebut.Pada
musim ke-tiga, Henry pertama kali bermain untuk tim nasional Prancis,
dan menjadi bagian dari tim yang memenangkan Piala Dunia 1998.Henry
terus bermain dengan baik di Monaco, dalam lima musimnya bersama klub
Prancis ini, Henry mencetak 20 gol liga dalam 105 kali bermain.
Henry
meninggalkan Monaco pada Januari 1999, satu tahun sebelum teman dan
rekan setimnya, David Trezeguet, dan pindah ke klub Serie A Italia
Juventus dengan harga £10,5 juta. Henry bermain sebagai gelandang
sayap,tetapi dia tidak efektif melawan disiplin pertahanan Serie A di
posisi ini, dan dia hanya mencetak tiga gol dalam 16 kali bermain.
Arsenal (1999–2007)
Henry menjadi kapter setelah pindahnya Patrick Vieira ke Juventus pada tahun 2005.
Pada
bulan Agustus 1999, Henry pindah dari Juventus ke Arsenal, dengan
biaya transfer £10,5 juta, dan bergabung kembali dengan mantan
manajernya, Arsène Wenger. Di Arsenal Henry nantinya akan berkembang
menjadi salah satu pemain sepak bola terbaik dunia,dan walau transfer
ini tidak jauh dari kontroversi, Wenger yakin bahwa Henry pantas untuk
dibeli dengan harga yang dibayarkan.[2] Henry masuk untuk menggantikan
sesama penyerang Prancis, Nicolas Anelka, dan Henry langsung dilatih
menjadi penyerang oleh Wenger, sebuah langkah yang nantinya membawa
banyak berkah. Namun, Henry sempat diragukan kemampuannya dalam sepak
bola di Inggris yang cepat dan kasar, ketika dia gagal mencetak gol
dalam delapan pertandingan pertamanya.Setelah beberapa bulan yang
menyulitkan di Inggris, Henry bahkan mengakui bahwa dia harus
“diajarkan ulang mengenai seni menjadi penyerang”.] Keraguan ini
berakhir dengan berhasilnya Henry mencetak 26 gol pada musim 1999–2000
liga Inggris. Arsenal mengakhiri musim di posisi kedua, di belakang
Manchester United, dan kalah melawan klub Turki Galatasaray pada final
UEFA Cup 2000.
Setelah sukses
memenangkan Euro 2000 bersama Prancis, Henry memasuki musim 2000–01
liga Inggris dengan lebih mantap. Walaupun mencetak lebih sedikit gol
dan assist dibandingkan musim sebelumnya, musim kedua Henry di Arsenal
termasuk sangat baik, dan dia menjadi pencetak gol terbanyak.[9]
Dengan salah satu satuan ofensif terbaik di liga Inggris, Arsenal bisa
bersaing dengan Manchester United untuk memperebutkan tingkat teratas
liga. Namun Henry tetap frustasi karena dia masih belum berhasil
membawa Arsenal menjadi juara liga, dan berulang kali menyatakan
keinginannya menjadikan Arsenal sebagai klub hebat.
Kesuksesan
akhirnya datang pada musim 2001–02. Arsenal menjuarai liga Inggris
dengan tujuh poin diatas juara dua Liverpool, serta memenangkan Piala
FA dengan mengalahkan Chelsea 2–0.[2] Henry menjadi pencetak gol
terbanyak dengan 32 gol, dan memimpin Arsenal untuk pertama kali
mendapat double dan piala pertamanya untuk klub.[4][9] Banyak yang
berharap Henry akan mengulang kesuksesan ini bersama Prancis pada
Piala Dunia 2002, namun secara mengejutkan Prancis tidak lolos pada
penyisihan grup.
Musim 2002–03
menjadi lagi-lagi menjadi musim yang produktif untuk Henry, dengan
mencetak 42 dan memberikan 23 assist, termasuk luar biasa untuk
seorang penyerang.[9] Dengan begitu, Henry kembali memimpin Arsenal
untuk memenangkan Piala FA.[12] Pada musim ini, Henry bersaing dengan
pemain Manchester United Ruud van Nistelrooy dalam jumlah gol, dan pada
akhirnya Henry dikalahkan dengan selisih satu gol.[2] Walau begitu,
Henry tetap berhasil mendapatkan penghargaan PFA Players’ Player of the
Year dan Football Writers’ Association Footballer of the
Year.[13][14] Henry juga akhirnya mendapatkan pengakuan bahwa dia
merupakan salah satu pemain terbaik dunia, dengan mendapatkan
penghargaan Pemain Terbaik FIFA tahun 2003.
6. Leonel Messi
Lionel
Andrés Messi (lahir di Rosario, 24 Juni 1987; umur 22 tahun) adalah
seorang pemain sepak bola asal Argentina. Posisinya adalah penyerang.
Saat ini ia memperkuat FC Barcelona di La Liga (Liga Spanyol).
Kemampuannya sering membuatnya dijuluki sebagai “Diego Maradona baru”.
Pada
awalnya pemain bertinggi badan 169 cm ini beraksi di klub Grandoli,
klub asuhan Jorge Messi yang tak lain adalah ayahnya Messi. Kemudian ia
beralih ke Newell’s Old Boys. Namun klub ini tidak sanggup membayar
biaya terapi hormon yang mencapai 500.000 pounds perbulannya. Untunglah
Barcelona segera menangkap potensi hebat Leo Messi dan menawarinya
pindah ke Spanyol untuk bergabung bersama klub Katalan ini plus
membiayai seluruh biaya terapi.
“Saya
hanya butuh waktu kurang dari 10 menit untuk yakin bahwa dia memang
seorang bintang masa depan.” ucap pelatih Barcelona B kala itu, Carles
Rexach. “Sepanjang karir saya selama 40 tahun, tak pernah saya
melihat seorang pemain yang benar-benar bertalenta. seseorang dengan
pengetahuan sepak bola minim pun akan bisa menyadari kemampuan hebat
messi.”
Bakatnya menarik
perhatian dunia sewaktu beraksi bersama tim nasional sepak bola
Argentina di Piala Dunia Remaja dan Barcelona pada tahun 2005. Pada
tahun 2006 dia berhasil membantu Barcelona sebelum mengalami cedera
dalam perlawanan perempatfinal menentang Chelsea di Liga Champions.
Messi yang mempunyai tubuh yang agak kecil ini sangat lincah di atas
lapangan dan kerap membuka ruang kepada rekan-rekannya yang memburu
gol.
7. Frank Lampard
Frank
Muryono Lampard Jr., (lahir di Romford, Inggris, 20 Juni 1978; umur
31 tahun) adalah seorang pesepak bola Inggris yang bermain bersama
Chelsea setelah sebelumnya bergabung dengan West Ham United dan
Swansea City. Lampard adalah gelandang serang yang dikenal karena
tendangan jauhnya yang keras dan keterampilannya menghasilkan gol dari
daerah tengah lapangan. Lampard lahir di Romford, Havering, Inggris.
Ia adalah putra dari Frank Lampard Sr. yang juga mantan pesepak bola
Inggris dan pernah memenangkan Piala FA sebanyak dua kali selama
bergabung dengan West Ham United. Silsilah keluarganya juga tersambung
dengan keluarga pesepak bola terkenal lainnya, yaitu keluarga
Redknapp.
Sebagai pemain senior
dalam Timnas Inggris, Lampard dikenal sebagai salah satu pesepak bola
terbaik di Inggris dalam tiga tahun terakhir. Ia telah memenangkan
Liga Premiership sebanyak dua kali (dengan Chelsea musim 2004-2005 dan
2005-2006), dua kali memenangkan Piala Liga (dengan Chelsea tahun 2005
dan 2007), sekali memenangkan FA Community Shield (dengan Chelsea
tahun 2005), sekali memenangkan Piala Intertoto UEFA (dengan West Ham
United tahun 1999), dan sekali meraih Piala FA (dengan Chelsea tahun
2007).
Pada November 2005, ia
menjadi pemenang kedua dalam ajang penghargaan Pesepak bola Eropa
Tahun 2005 setelah gelandang asal Brazil, Ronaldinho. Sebulan kemudian
ia kembali menduduki peringkat kedua, sekali lagi di bawah
Ronaldinho, dalam ajang penghargaan Pemain Dunia FIFA Tahun 2005. Ia
juga berhasil meraih penghargaan Pesepak bola FWA 2005.
Karir Klub
West Ham United
Lampard
bergabung dengan West Ham United, tempat di mana ayahnya bekerja
sebagai asisten pelatih, pada bulan Juli 1994 sebagai bagian dari
pemain muda. Ia baru menandatangani kontraknya sebagai pemain sepak
bola secara resmi pada tanggal 1 Juli 1995.
Pada
bulan Oktober 1995, ia disewakan kepada tim divisi dua, Swansea City.
Debut liganya dengan Swansea City pada tanggal 7 Oktober 1995 pada
sebuah pertandingan melawan Bradford City diselesaikannya dengan baik,
saat itu Swansea menang 2-0. Ia tampil membela Swansea sebanyak
sembilan kali pertandingan liga, dua kali pertandingan kompetisi
perebutan piala, dan sekali mencetak gol. Penampilan pertamanya dalam
sepak bola profesional adalah saat melawan Brighton and Hove Albion
sebelum kembali ke West Ham pada bulan Januari 1996.
Debut
Lampard bersama West Ham United adalah pada tanggal 31 Januari 1996
saat bertanding melawan Coventry City FC, tetapi ia tidak dimasukkan
ke dalam tim reguler pada musim itu. Setahun kemudian, ia mengalami
cedera patah tulang kaki kanan dalam sebuah pertandingan melawan Aston
Villa pada tanggal 15 Maret 1997 yang membuatnya harus beristirahat
beberapa lama.
Gol pertama
Lampard untuk West Ham United tercetak pada musim 1997-1998 pada
pertandingan tandang melawan Barnsley. Musim 1998-1999 merupakan salah
satu musim terbaik bagi Lampard. Ia dimasukkan ke dalam tim reguler
West Ham dan bermain sepanjang musim hingga tim yang dibelanya
berhasil meraih peringkat kesembilan kala itu.
Kemampuan
Lampard sebagai seorang pesepak bola dapat disejajarkan dengan rekan
setimnya kala itu, seperti Joe Cole, Michael Carrick, dan Rio
Ferdinand. Akan tetapi, setelah Ferdinand yang notabene adalah teman
baik Lampard dijual ke Leeds United pada musim 2000-2001, apalagi juga
dibarengi dengan mundurnya ayah dan pamannya dari West Ham, maka
Lampard pun akhirnya juga memutuskan untuk hengkang dari West Ham.
Lampard memilih untuk tetap bertahan di London dengan bergabung bersama
Chelsea, menolak tawaran yang diajukan oleh Aston Villa dan Leeds
United.
Chelsea
2001-2002, 2002-2003
Lampard
bergabung dengan Chelsea pada tanggal 15 Mei 2001 dengan nilai kontrak
sebesar £11 juta, salah satu kontrak pertama yang dibuat oleh Claudio
Ranieri, manajer Chelsea kala itu. Penampilan Lampard di Stamford
Bridge cenderung lambat, tetapi seringkali mengejutkan. Saat menjalani
musim ketiganya bersama Chelsea, bersamaan dengan kedatangan Roman
Abramovich, ia berhasil menjadikan dirinya sebagai salah satu
gelandang terbaik di Eropa.
Selebrasi Frank Lampard usai mencetak gol. Foto kiri saat membela Timnas Inggris dan kanan saat membela Chelsea.
Debut
Lampard membela Chelsea adalah pada pertandingan pra-musim melawan
Leyton Orient pada tanggal 26 Juli 2001 dan mencetak gol pertamanya
pada pertandingan pra-musim lain melawan Northampton Town, yang
berhasil dimenangkan oleh Chelsea dengan skor telak 7-1, pada tanggal 1
Agustus 2001. Debutnya dalam Liga Premiership adalah pada tanggal 19
Agustus 2001 saat Chelsea ditahan imbang Newcastle United 1-1. Pada
musim pertamanya bergabung bersama Chelsea, ia hanya sekali tidak ikut
bertanding dan berhasil mencetak tujuh gol di semua kompetisi.
Pada
musim 2002-2003 bersama Chelsea, Lampard bermain penuh di semua
pertandingan. Ia mencetak delapan gol di setiap kompetisi hingga
Chelsea berhasil menduduki posisi keempat dalam Liga Premiership.
Lampard pun akhirnya mempunyai kesempatan untuk bermain dalam Liga
Champion UEFA untuk pertama kali dalam sejarah karirnya.
2003-2004
Lampard
mengawali musim 2003-2004 dengan mengesankan, ia terpilih menjadi
Pemain Barclays Bulan Ini pada bulan September 2003 dan Pemain Pilihan
Penggemar PFA sebulan kemudian. Chelsea berhasil mencapai semifinal
Liga Champion sebelum akhirnya dikalahkan oleh AS Monaco, di mana
Lampard mencetak empat gol dalam empat belas pertandingan. Chelsea
juga berhasil menduduki peringkat kedua pada Liga Premiership di bawah
Arsenal musim itu, prestasi terbaik sejak 1955.
2004-2005
Musim
2004-2005 merupakan musim tersukses dalam sejarah Chelsea, dan
Lampard ikut andil di dalamnya. Ia bermain di seluruh pertandingan
dalam Liga Premiership dan berhasil mencetak 13 gol (dari 19 gol yang
berhasil dicetaknya selama musim itu). Ia bermain luar biasa sebagai
seorang gelandang dengan membantu Chelsea meraih juara Liga Premiership
kembali setelah puasa selama setengah abad dengan selisih 12 poin
dari peringkat kedua. Adapun empat gol yang lain berhasil ia cetak
dalam Liga Champion, sisanya ia cetak dalam Piala Liga. Ia mengakhiri
musim itu dengan gemilang, yaitu dengan memenangkan penghargaan
Pesepak bola FWA 2005.
2005-2006
Lampard
bermain lebih baik dengan berhasil mencetak 16 gol dalam Liga
Premiership musim 2005-2006, 2 gol dalam lima pertandingan Liga
Champion, dan 2 yang lain dalam pertandingan perebutan piala domestik.
Total ia berhasil mencetak 20 gol di musim itu. Prestasinya semakin
lama semakin mengesankan, dan pada bulan Oktober 2005 setelah melakoni
sebuah pertandingan dalam Liga Premiership melawan Blackburn Rovers di
Stamford Bridge, manajer José Mouryono memberinya penghargaan sebagai
“pemain terbaik di dunia”.
Pada
bulan September 2005, Lampard terpilih menjadi anggota FIFPro World
XI. Tim tersebut dipilih menurut jajak pendapat dari para pesepak bola
profesional di 40 negara. Pada musim dingin 2005, ia terpilih sebagai
pemenang kedua dalam dua penghargaan, keduanya di bawah Ronaldinho,
masing-masing dalam ajang penghargaan Pesepak bola Eropa Tahun Ini dan
dalam ajang penghargaan Pemain Dunia FIFA Tahun 2005.
2006-2007
Lampard
telah mencetak 89 gol untuk Chelsea hingga 31 Maret 2007, membuatnya
menjadi pencetak gol terbanyak di klubnya dan termasuk dalam 10 besar
secara keseluruhan. Ia juga menjadi gelandang yang paling produktif
dalam mencetak gol sepanjang sejarah Chelsea setelah berhasil melampaui
rekor yang pernah dibuat oleh Dennis Wise, yaitu 76 gol, pada tanggal
17 Desember 2006. Ia mencetak hat-trick pertamanya untuk Chelsea
dalam tiga besar Piala FA melawan Macclesfield Town pada tanggal 6
Januari 2007.
Pada sebuah
wawancara yang dilakukan setelah berhasil meraih Piala FA, Lampard
mengatakan bahwa ia tidak akan ‘selamanya bertahan’ di Chelsea. Sejak
saat itulah, ia mulai dirumorkan akan bergabung dengan Juventus,
tempat pelatih lamanya, Claudio Ranieri. Ia juga dirumorkan telah
dibeli oleh Real Madrid senilai 25 juta Poundsterling. Rumor-rumor
tersebut semakin kuat saat agen Lampard menyatakan bahwa Lampard belum
menandatangani nota perpanjangan kontrak dengan Chelsea.
2007-2008
Lampard
berhasil mencetak empat gol dalam pertandingan-pertandingan awal Liga
Premiership musim ini. Hal itu membuatnya menjadi pencetak gol
terbanyak untuk sementara dalam turnamen ini. Pengabdiannya pada
Timnas Inggris ia wujudkan dengan mencetak gol pada pertandingan
melawan Jerman di Stadion Wembley awal Agustus 2007.
Karir Internasional
Pada
masa awal karirnya, Lampard telah diawasi oleh Peter Taylor, pelatih
Timnas Inggris U-21 kala itu, dan pada akhirnya menunjuknya sebagai
bagian dari tim. Debut U-21 Lampard adalah pada tanggal 13 November
1997, pada pertandingan melawan Yunani. Ia menjadi kapten Timnas
Inggris U-21 pada Europe Champions U-21 tahun 2000. Penampilan
terakhirnya membela timnas U-21 adalah pada bulan Juni 2000 pada sebuah
pertandingan tandang melawan Slovakia. Lampard mencetak sembilan gol
selama bergabung dengan tim U-21 yang hanya diungguli oleh Alan
Shearer dan Francis Jeffers (keduanya mencetak 13 gol).
Penampilan
pertama Lampard membela tim senior Inggris adalah pada tanggal 10
Oktober 1999 saat melawan Belgia di Sunderland dalam sebuah
pertandingan persahabatan. Ia bermain selama 76 menit dalam
pertandingan yang dimenangkan Inggris dengan skor 2-1 tersebut. Ia
kemudian digantikan oleh rekan setimnya, Dennis Wise. Sayangnya, ia
tidak terpilih dalam daftar skuad 23 pemain yang membela Inggris dalam
ajang Euro 2000, tidak juga dalam babak final Piala Dunia 2002 di
Korea Selatan dan Jepang. Lampard mencetak gol pertamanya untuk Timnas
Inggris pada tanggal 20 Agustus 2003 dalam sebuah pertandingan
persahabatan melawan Kroasia yang dimenangkan Inggris dengan skor 3-1.
Ia
dimasukkan dalam skuad yang diterjunkan dalam Euro 2004 di Portugal.
Inggris berhasil mencapai perempat final, juga berkat usaha yang
dilakukan Lampard. Ia mencetak tiga gol dalam empat pertandingan.
Dengan pensiunnya Paul Scholes dari dunia persepak bolaan
internasional, Lampard akhirnya dimasukkan ke dalam skuad bentukan
Sven-Göran Eriksson, mencetak lima gol saat membela Inggris dalam babak
penyisihan Piala Dunia 2006, dan memakai kaus bernomor 8 yang
sebelumnya dikenakan oleh Scholes.
Pada
Piala Dunia 2006, permainan Lampard dianggap kurang memuaskan
sehingga banyak menuai kritikan dari kalangan media Inggris. Ia
menembakkan 24 tendangan ke gawang dalam turnamen itu, 10 diantaranya
melenceng, dan tidak ada satu pun yang berhasil menjebol gawang.
Pelatih Timnas Inggris, Sven-Göran Eriksson, membelanya dengan
mengatakan,”Dia bekerja tanpa kenal lelah untuk kemenangan kita.
Tendangannya lebih akurat dari pemain mana pun di kompetisi ini,
tentunya itu luar biasa bagi kami. Saya tidak mau mengkritiknya, apa
pun masalahnya.”
Lampard bermain
penuh dalam lima pertandingan membela Inggris pada Piala Dunia 2006.
Ia adalah salah satu dari tiga pemain Inggris selain Steven Gerrard
dan Jamie Carragher (keduanya dari Liverpool FC), yang tendangan
penalti mereka berhasil ditepis oleh kiper Portugal, Ricardo Pereira,
saat adu penalti melawan Portugal dalam perempat final Piala Dunia
tanggal 1 Juli 2006.
[sunting] Pribadi
Sampul depan otobiografi Frank Lampard yang berjudul Totally Frank.
Lampard
berasal dari keluarga pemain sepak bola legendaris. Selain dari
ayahnya, pamannya yang bernama Harry Redknapp juga salah satu mantan
pemain West Ham United. Sekarang ia melatih salah satu klub yang
termasuk dalam Liga Premiership, yaitu Portsmouth. Ibunya bernama Pat
yang baru saja meninggal karena radang paru-paru.
Sepupu
Lampard, Jamie Redknapp, pernah bermain membela Southampton FC,
Tottenham Hotspur, Liverpool FC, dan AFC Bournemouth sebelum akhirnya
pensiun pada tahun 2005 karena sering mengalami cedera.
Lampard
jatuh cinta kepada seorang model Spanyol bernama Elen Rives yang
telah memberinya seorang bayi perempuan bernama Luna Coco Patricia
Lampard yang lahir pada tanggal 22 Agustus 2005. Ia juga mempelajari
bahasa Spanyol, yang menyebabkan timbulnya desas-desus bahwa ia akan
pindah ke La Liga hingga ia membantahnya dan mengemukakan alasan bahwa
itu dilakukannya hanya untuk kepentingan keluarga karena istrinya
adalah orang Spanyol. Selain itu, ia juga ingin putrinya kelak dapat
menguasai dua bahasa.
Pada bulan
Juli 2006, koran The Sun menerbitkan cukilan buku otobiografinya yang
berjudul Totally Frank secara berseri. Buku itu mengupas rahasia
hidup pribadi dan reaksinya saat penampilannya dalam ajang Piala Dunia
2006 banyak dikritik oleh media.
Lampard
mempunyai dua mobil, yaitu Aston Martin DB9 dan Ferrari 612
Scaglietti. Ia juga mempunyai dua anjing, keduanya berjenis mastiff
Perancis, bernama Daphne dan Rocco.
Penghargaan
* Piala Intertoto UEFA (1998)
* Piala FA (2007)
* FA Community Shield (2005)
* Piala Liga (2005, 2007)
* Liga Premiership (2004-2005, 2005-2006)
Pribadi
* Peringkat dua dalam Pemain Dunia FIFA Tahun 2005 (2005)
* Pesepak bola FWA 2005 (2005)
* Peringkat dua dalam Pesepak bola Eropa Tahun Ini (2005)
* Tim FIFPro World XI (2005)
8. Jhon Terry
John
George Terry lahir di Barking, London Timur, Inggris pada tanggal 8
Desember 1980, pria bertinggi tubuh 188 cm berposisi sebagai bek tengah
yang kuat dan ber-tackle keras di klub sepak bola Liga Utama Chelsea
F.C.. Di klub tersebut ia memegang ban kapten tim.
Bersama
Frank Lampard dan Petr Cech ia mengantarkan Chelsea F.C. menjuarai
Premier League tahun 2005 setelah klub tersebut terakhir kali juara 50
tahun yang lalu tepatnya tahun 1955 dan juara Liga Utama Inggris
tahun 2006 dan juga Piala Liga tahun 2005.
Kehidupan pribadi
Terry saat ini tinggal di Oxshott, Surrey dengan tunangannya, Toni
Poole. Mereka mengharapkan kelahiran anak kembar mereka bulan Juni
mendatang. Kakaknya, Paul juga seorang pemain sepak bola profesional,
namun ia bermain pada tingkat yang lebih rendah. Saat ini ia bermain
untuk Yeovil Town.
9. Zlatan Ibrahimovic
Zlatan
Ibrahimović (lahir 3 Oktober 1981 di Malmö, Skåne län, Swedia)
adalah pemain sepak bola Swedia yang memperkuat Inter Milan di Seri A
Italia sejak Agustus 2006. Posisinya adalah penyerang. Ia berdarah
Bosnia dan Kroasia serta bertinggi tubuh 192 cm. Ia telah memperkuat
tim nasional Swedia di ajang Piala Dunia 2002 dan 2006 dan Piala Eropa
2004.
Perjalanan karir
* Malmö FF (1999-2001)
* Ajax Amsterdam (2001-2004)
* Juventus (2004-2006)
* Inter Milan (2006-2009)
* F.C Barcelona (2009-)
10. Steven Gerrard
Steven
George Gerrard (lahir di Whiston, Inggris, 30 Mei 1980; umur 29
tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Inggris. Pria beringgi
tubuh 188 cm ini bermain di Liverpool F.C. sejak tahun 1997 (meskipun
debut profesionalnya baru terjadi pada 19 November 1998) sebagai pemain
pengganti Vegard Heggem pada babak kedua saat liverpool bertanding
melawan Blackburn Rovers.
Walaupun
ia berposisi sebagai gelandang di klub sepak bola tersebut,
sebenarnya ia dapat bermain di posisi mana saja seperti penyerang,
gelandang ataupun bek. Bisa dibilang pemain ini berposisi serba bisa
kecuali posisi kiper sepertinya halnya legenda sepak bola Irlandia
Utara dan Manchester United yaitu George Best.
Di
klub berjuluk The Reds ini, Gerrard mengenakan nomor punggung 8
sekaligus memegang ban kapten. Bersama Xabi Alonso, Jamie Carragher, dan
Sami Hyypia ia telah menyumbangkan beberapa gelar juara untuk klub
dari kota pelabuhan tersebut. Ia juga sangat disegani oleh
penggemar-penggemar klub yang bermarkas di stadion Anfield tersebut,
rekan-rekan setim di klub maupun timnas Inggris serta masyarakat Inggris
secara keseluruhan. Tahun 2006 ia terpilih sebagai pemain terbaik di
Inggris oleh Asosiasi Pesepak Bola Profesional Inggris (PFA).
Di
tim nasional sepak bola Inggris ia memulai debutnya pada tahun 2000
dan hingga saat ini telah tampil sebanyak 67 kali dan mencetak 13 gol.
Gerrard akrab disapa dengan panggilan Stevie G.
Steven
Gerrard memiliki 2 orang anak perempuan bernama Lily Ella dan Lexie.
Ia juga telah menikah dengan seorang wanita bernama Alex Curran pada
musim panas 2007.
Awal karir
Gerrard
mulai bermain bersama tim lokal, Whiston Juniors. Dia mendapat
perrhatian dari pencari bakat Liverpool dan bergabung dengan akademi
junior the Reds saat usianya 9 tahun.Dia hanya bermain dalam beberapa
pertandingan, karena perkembangannya yang lambat membuat dia hana
bermain dalam 20 pertandingan saat berusia 14 hingga 16. Diusia 14,
Gerrard memperoleh kesempatan bertanding dengan beberapa klub,
termasuk Manchester United. Dalam autobiografinya, dia mengatakan
“untuk menekan Liverpool agar memberi saya YTS kontrak.” selama masa
tersebut dia sempat mengalami kecelakaan yang disebabkan garpu taman
yang berkarat yang dapat menyebabkan dia kehilangan jari kakinya.
Gerrard menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama Liverpool
pada 5 November 1997.
Tim Utama Liverpool
1998-1999: Musim Pertama
Gerrard
membuat debutnya bersama tim utama Liverpool pada 29 November 1998 di
babak kedua menggantikan Vegard Heggem saat berhadapan dengan
Blackburn Rovers, dan penampilan pertamanya sebagai starter terjadi
dalam Piala UEFA melawan Celta Vigo. Sebagai penganti dari Jamie
Redknapp yang cedera, Gerrard bermain dalam 13 pertandingan untuk
Liverpool pada musim tersebut.
1999-2000: Tim Utama
Pada
musim 1999-2000 manajer Gérard Houllier menempatkan Gerrard
berpasangan dengan Jamie Redknapp sebagai gelandang tengah. Setelah
menjadi starter dalam 6 pertandingan awal, Gerrard diturunkan ke dalam
bangku cadangan saat derby lokal melawant Everton.Gerrard menggantikan
Robbie Fowler pada menit ke 66 namun kemudian dikeluarkan setelah
menerima kartu merah pertama dalam karirnya karena pelanggaran terhadap
pemain Everton Kevin Campbell di menit ke 90.Di musim tersebut,
Gerrard mencetak gol pertamanya untuk tim senior saat menang 4–1 atas
Sheffield Wednesday.
Tulang
belakangnya sering mengalami masalah. Pada saat itu, banyak wartawan
mengabarkan rumor, sehingga fans sempat menduga bahwa mereka tidak akan
pernah melihat Gerrard menyelesaikan kompetisi. Namun, manajer Gerard
Houllier segera mengambil langkah yang berguna serta membayar
spesialis untuk mengatasi masalahnya.list help. Setelah bekonsultasi
dengan konsultan olah raga (kesehatan) Hans-Wilhelm
Müller-Wohlfarth,didiagnosisi bahwa masalah Gerrard disebabkan oleh
pertumbuhan yang telalu cepat pada tulang belakangnya.Setelah menjalani
perawatan dan Liverpool F.C. memastikan bahwa masalah ini tidak akan
muncul kembali. Namun kemudian Gerrard mengalami masalah di
selangkangannya, dan membutuhkan empat kali operasi untuk mengatasi
masalah ini.Kemudian dia pergi ke seorang spesialis asal Perancis untuk
mengatasi masalah dengan cederanya, yang diakibatkan pertumbuhan yang
terlalu cepat dan terlalu sering bermain bola saat kecil.
2000-01: The “treble” season
2000-01
brought Gerrard his first trophy successes: he put his injury
problems behind him and made 50 first team appearances, scoring 10
goals, as Liverpool won the League Cup and FA Cup. On 31 March 2000
Gerrard scored a goal from 25 yards which was the first in a 2-0
victory over Manchester United at Anfield. This was voted by fans as
Liverpool’s best ever Premier League goal. In the UEFA Cup final
against Alavés, Gerrard scored his first major final goal as Liverpool
won 5-4. At the end of the season Gerrard was named PFA Young Player
of the Year.[rujukan?]
2001-02: Growing influence
Di
musim “treble” 2001, Gerrard meningkat menjadi pemain yang
berpengaruh di tim Liverpool dimana dia menjadi semakin matang dan
permasalah dan dengan cederanya semakin berkurang. Dia menjadi bagian
penting saat Liverpool bertanding dalam musim kompetisi 2001-2002
dimana dalam klansemen akhir, Liverpool menempati peringkat kedua
dengan raihan nilai terbanyak dalam satu dekade terakhir. Selama musim
tersebut, Houllier mengalami masalah dengan kesehatan jantung yang
mengharuskannya untuk menjalani operasi. Pada saat Liverpool diprediksi
untuk kembali berkibar dalam pesepakbolaan Inggris, namun setelah
Houllier sakit, Liverpool mengalami kemerosotan. Penampilan tim kembali
meningkat setelah Gerrard dan Michael Owen menjadi bintang yang
menjadi inspirator untuk meraih kemenangan.
Gelar
Bersama Liverpool
* 2006-07 Runners-up Liga Champions
* 2005-06 Piala FA
* 2004-05 Juara Liga Champions
* 2002-03 Juara Piala Liga
* 2001-02 Piala Super Eropa
* 2001-02 Charity Shield
* 2000-01 Piala UEFA
* 2000-01 Piala FA
* 2000-01 Piala Liga