Aku INGIN TIDAK ADA TANGISAN
ANDAI Aku BISA KEMBALI
Aku TIDAK INGIN ADA LAGI HAL YANG SAMA TERJADI PADAKU
TERJADI PADA SIAPAPUN
TUHAN ANDAI Aku BISA MEMOHON
JANGAN ADA TANGIS DAN DUKA DI DUNIA LAGI
TUHAN ANDAI Aku BISA MENULIS SURAT UNTUKMU
JANGAN PISAHKAN Aku DARI SAHABAT DAN ORANG YANG Aku SAYANGIN.
Aku INGIN MENJADI DEWASA SEPERTI BURUNG YANG BISA TERBANG KETIKA IA DEWASA
Aku INGIN AYAH MELIHAT Aku KETIKA Aku MEMILIKI LAGI KEINDAHAN GERAIAN RAMBUT..
TUHAN SURAT KECILKU INI..
ADALAH PERMINTAAN TERAKHIKU ANDAI Aku BISA KEMBALI..
Itulah untaian kata yang tertera dalam surat kecilnya kepada Tuhan. Agnes Davonar, yang lebih dikenal sebagai cerpenis online mendapat kesempatan untuk menuangkan kisah nyata gadis kecil ini dalam sebentuk karya sastra.
Dialah Gitta Sassa Wanda Cantika, kita mengenalnya sebagai mantan artis
cilik era 1998. gadis kecil inilah tokoh utama dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan yang divonis menderita kanker ganas dan diprediksi hidupnya hanya tinggal 5 hari lagi.
Di usianya yang baru menginjak 13 tahun, sebuah kanker ganas yang langka
mnyerangnya dan nyaris membuat wajahnya menjadi tampak seperti monster.
Dokter yang memeriksanya memvonis gitta ..... dia akan mati dalam waktu 5 hari bila tidak melakukan operasi.
Orang tuanya berat mengambil keputusan, bagaimanapun juga sebagai orang
tuanya, mereka tidak tega melihat separuh wajah putrinya harus hilang
karena operasi.
Kasus kanker ganas yang diidap oleh Gitta menjadi kasus pertama yang
terjadi di Indonesia dan menjadi sebuah perdebatan di kalangan
kedokteran karena kanker tersebut biasa hanya terjadi pada orang tua.
Namun, Tuhan memang maha adil. Dengan segala upaya akhirnya orang tua
nya, Gitta mendapatkan kesempatan untuk sembuh setelah bertahan selama 6
bulan melalui kemotrapi untuk membunuh sel - sel kanker yang
menggerogoti tubuhnya.
Sekali Kemotrapi, mampu merontokka semua rambut yang ada di tubuhnya, dan tubuh kecil Gitta harus menjalaninya hingga .. 25 kali untuk bisa sembuh.
Namun..., ketegaran Gitta dan semangatnya untuk terus bertahan hidup
mampu membuatnya mengirup udara 6 bulan lebih lama. Dunia kedokteran pun
dibuat tercengang atas keberhasilan tim dokter Indonesia memperlambat
pertumbuhan sel kanker Ditta. Karena dalam beberapa kasus yang terjadi,
kanker langka ini mampu merenggut nyawa hanya dalam hitungan hari.
Ketika semua orang bersuka cita pada kesembuhan gitta, namun rupanya kesempatan sembuh itu hanya sebuah kesempatan.
etelah 6 bulan.., kanker itu datang kembali dengan menjadi lebih ganas.
Gitta pun pasrah melewatkan hidupnya dengan kanker yang semakin
mengganas wajahnya hingga menyentuh paru parunya.
Hebatnya, dengan wajah yang hampir menghilang dan menyerupai monster,
ia nekad ingin sekolah menyelesaikan pendidikannya. Hinaan bahkan
cacian dari orang orang yang melihatnya tidak ia pedulikan. Dan, yang
paling menyedihkan adalah ketika ujian kenaikan kelas disaat tangannya
tak mampu lagi bergerak hingga hidungnya mimisan mengeluarkan
darah, dirinya masih ingin terus ujian dan lulus naik kelas.
Tekadnya sekuat baja sampai - sampai ibu Megawati memberikan penghargaaan khusus padanya sebagai siswa teladan.
Tapi.... kematian adalah sebuah kepastian. Tuhan mempunyai rencana lain
dalam diri gadis itu. Membebaskannya dari rasa sakit yang dideritanya.
Dan akhirnya, setelah 3 tahun lamanya ia berperang melawan ganasnya kanker, Tuhan datang menjemputnya.
Biografi Ditta ditulis ulang oleh Agnes Danovar dan diterbitkan oleh
Gramedia. Kisah yang menyentuh ini merupakan sebuah inspirasi kehidupan.
Bagaimana seorang gadis kecil mampu berjuang dengan begitu hebatnya,
hingga di detik - detik kematiannya... ia dapat merampungkan Sebuat
surat yang ditujukan kepada Tuhan dan kepada kita semua....,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar