Jumat, 26 Oktober 2012

Profil H.Joko Widodo (Jokowi)


Nama                              : H.Joko Widodo (Jokowi)
Tempat/tanggal lahir    : Surakarta, 21 Juni 1961
Isteri                                : Iriana
Anak :
  1. Gibran Rakabuming (25), lulusan Universitas di Australia dan Singapura
  2. Kahiyang Ayu (21), mahasiswi Universitas Negeri Sebelas Maret
  3. Kaesang Pangarep (17), pelajar di Singapura
Pendidikan:
  • SDN 111 Tirtoyoso, Solo
  • SMPN 1 Solo
  • SMAN 6 Solo
  • Fakultas Kehutanan UGM (lulus tahun 1985)
Penghargaan :
Penghargaan Personal
  • 10 Tokoh di Tahun 2008 oleh Majalah Tempo
  • Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Award
  • Bung Hatta Anticorruption Award (2010)
  • Charta Politica Award (2011)
  • Wali Kota teladan dari Kementerian Dalam Negeri (2011)

Kota Solo di Masa Kepemimpinan Jokowi:
  • Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia
  • Piala dan Piagam Citra Bhakti Abdi Negara dari Presiden Republik Indonesia (2009), untuk kinerja kota dalam penyediaan sarana Pelayanan Publik, Kebijakan Deregulasi, Penegakan Disiplin dan Pengembangan Manajemen Pelayanan
  • Piala Citra Bidang Pelayanan Prima Tingkat Nasional oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia (2009)
  • Penghargaan dari Departemen Keuangan berupa dana hibah sebesar 19,2 miliar untuk pelaksanaan pengelolaan keuangan yang baik (2009)
  • Penghargaan Unicef untuk Program Perlindungan Anak (2006)
  • Indonesia Tourism Award 2009 dalam Kategori Indonesia Best Destination dariDepartemen Kebudayaan dan Pariwisata RIbekerjasama dengan majalah SWA.
  • Penghargaan Kota Solo sebagai inkubator bisnis dan teknologi (2010) dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI)
  • Grand Award Layanan Publik Bidang Pendidikan (2009)
  • 5 kali Anugerah Wahana Tata Nugraha (2006-2011) - Penghargaan Tata Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Umum
  • Penghargaan Manggala Karya Bhakti Husada Arutala dari DepKes (2009)
  • Kota Terfavorit Wisatawan 2010 dalam Indonesia Tourism Award 2010 yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
  • Pemerintah Kota Solo meraih penghargaan kota/kabupaten pengembang UMKM terbaik versi Universitas Negeri Sebelas Maret alias UNS SME's Awards 2012
  • Penghargaan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu kota terbaik penyelenggara program pengembangan mewujudkan Kota Layak Anak (KLA) 2011.
  • Penghargaan Langit Biru 2011 dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk kategori Kota dengan kualitas udara terbersih
  • Penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam bidang Pelopor Inovasi Pelayanan Prima (2010).
Tindak tanduk serta gebrakan nyentrik Jokowi saat menjabat jadi Walikota Solo:

1. Pakai Mobil Dinas Esemka.
Jokowi adalah Walikota Solo yang membeli mobil merk ESEMKA buatan anak bangsa dan dipakai sebagai mobil dinasnya. Suatu waktu ia pernah datang ke Jakarta dengan menggunakan ESEMKA dan setelah sampai di Jakarta ia berucap, "Mobil ini kuat, hanya radiatornya saja yang perlu saya tambahkan air".
2. Tidak Ambil Gaji 
Bekerja tanpa gaji. Itulah hal yang dilakukan Jokowi selama masa jabatannya menjadi wali kota Solo. Tidak pernah sekali pun gaji yang menjadi haknya itu diambil oleh pria berpostur kurus dan jelek ini (ini dia sendiri yang mengatakannya, simak dengan lengkap artikel ini hingga selesai).
Dengan tidak mengambil gaji bukan berarti Jokowi berlaku zalim pada diri dan keluarganya, namun baginya ada orang yang lebih membutuhkan uang tersebut ketimbang dirinya. Apalagi Jokowi dan istri memiliki usaha lain yang ditekuni sejak sebelum menjadi Walikota, yakni menjadi eksportir mebel. Dan taukah anda berapa gajinya saat ia menjabat menjadi Walikota Solo yang mengantongi 90% total dari total suara pemilih Solo periode 2010-2015 ini?. Rp.6,5 juta potong pajak jadi Rp.5,5 Juta perbulannya. Gaji anda pun mungkin jauh lebih besar dari gajinya. 
Mungkin terlalu jauh jika ia disandingkan dengan tokoh terkenal dunia seperti halnya Ahmadinejad yang juga tidak mengambil gajinya, namun jujur saja pria ini mengingatkan saya akan figur bersahaja pemimpin Iran tersebut yang beberapa waktu lalu saya posting di blog ini dengan judul Sebuah catatan kecil tentang seseorang yang bernama Ahmadinejad.
3. Menata PKL tanpa Unjuk Rasa.
Upaya Jokowi untuk menata PKL rupanya menggunakan pendekatan kemanusiaan. Metode pendekatan yang ia lakukan adalah dengan menjamu makan siang bersama PKL (Pedagang Kaki Lima) berkali-kali yang digelar Walikota jebolan Kehutanan UGM ini. Hingga pada akhirnya di makan siang ke-54, rencana Jokowi tersampaikan kepada para PKL dan disambut baik tanpa bentrok.
4. Membatasi Investor Mendirikan Mal.
Di sebagian besar kota di Indonesia, keberadaan mal sudah seperti jamur di musim penghujan. Izin mendirikan mal diberikan kepada investor lantaran hal ini dinilai menguntungkan bagi pendapatan daerah. Namun berbeda dengan Jokowi. Investor justru dibatasi untuk mendirikan mal.
Bagi pria yang sukses mem-branded Solo dengan motto “Solo: The Spirit of Java“ tersebut menggarap pasar tradisional jauh lebih menarik ketimbang memperbanyak mal. Sebab pasar tradisional akan lebih banyak menolong wong cilik. "Kalau yang mart-mart itu tidak menolong yang kecil. Investor itu tidak selalu asing. Karena kalau kecil dikelola dengan baik bisa mendatangkan yang besar. Ratusan ribu rupiah tidak apa-apa, tidak harus miliar," ucap Jokowi sesaat setelah menerima Bung Hatta Anticorruption Award 2010 lalu. 
Bahkan konon Jokowi kerap secara diam-diam mengecek langsung kualitas beton pembangunan gedung ataupun pasar dengan cara memukul-mukul bangunan itu dengan menggunakan palu untuk mengetahui kekuatan beton.
5. Tak Segan Memecat
Badan Jokowi boleh kurus, tapi jangan main-main dengannya. Jokowi tidak segan memecat pegawai di birokrasi yang tidak mau mendukung perbaikan sistem layanan publik. Hal tersebut dibuktikannya saat ia mencopot 1 camat dan 3 lurah saat perbaikan pelayanan KTP di Surakarta yang tadinya 2-3 minggu (tergantung pesanan) kini menjadi 1 jam dengan biaya 5ribu rupiah saja.
6. Pencinta Musik Rock
Sekilas penampilan Jokowi jauh dari kesan metal yang dekat dengan aliran musik keras tapi siapa sangka jika Jokowi merupakan kebalikannya. Ia adalah seorang pecinta musik cadas dengan koleksi musik keras seperti  Deep Purple, Scorpion, Metallica, Napalm Death, Linkin Park dan masih banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar